Nama Lain Hari Akhir dalam Al-Quran

Dalam Islam, setiap Muslim diwajibkan beriman kepada hari akhir. Iman kepada hari akhir adalah salah satu dari enam rukun iman dalam Islam. Rukun iman adalah prinsip-prinsip dasar yang harus diyakini oleh setiap Muslim.

Beriman kepada hari akhir mencakup keyakinan bahwa akan ada kehidupan setelah kematian di mana setiap individu akan dihidupkan kembali untuk mempertanggungjawabkan amal perbuatannya di dunia.

Setiap Muslim diharapkan untuk mempercayai bahwa Allah adalah Sang Pengadil yang adil, yang akan memberikan pahala kepada orang-orang yang berbuat baik dan mengikuti ajaran-Nya, serta memberikan hukuman kepada orang-orang yang berbuat jahat dan tidak taat kepada-Nya.

Nama Lain Hari Akhir dalam Islam

Dalam Al-Quran, Hari Kiamat atau Hari Akhir juga disebut dengan nama-nama yang lain. Berikut adalah beberapa nama lain yang digunakan dalam Islam untuk merujuk pada Hari Akhir:

1. As-Sa’ah

إِنَّ السَّاعَةَ لَآتِيَةٌ لَا رَيْبَ فِيهَا وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يُؤْمِنُونَ

“Sesungguhnya hari kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.” (QS. Ghafir:)

Dalam bahasa Arab, yaum berarti hari dan as-sa’ah berarti jam atau saat. Jadi, secara harfiah, Yaumus Sa’ah dapat diterjemahkan sebagai Hari Jam. Maksudnya, itulah saat terjadinya Kiamat yang berlangsung secara tiba-tiba, tanpa pemberitahuan sebelumnya. Waktunya hanya diketahui oleh Allah.

2. Yaumul Ba’ats

لَقَدْ لَبِثْتُمْ فِي كِتَابِ اللَّهِ إِلَى يَوْمِ الْبَعْثِ فَهَذَا يَوْمُ الْبَعْثِ وَلَكِنَّكُمْ كُنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ

“Sungguh, kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit. Maka inilah hari berbangkit itu, tetapi kamu tidak mengetahuinya.” (QS. Ar-Rum: 56)

Istilah ini secara harfiah berarti Hari Kebangkitan dalam bahasa Arab. Yaumul Ba’ats mencakup keyakinan bahwa setelah kematian, Allah akan menghidupkan kembali semua makhluk hidup dan membangkitkan mereka untuk diadili.

Pada hari tersebut, manusia akan dibangkitkan dari kubur mereka, tubuh mereka dihidupkan kembali, dan mereka akan bangkit untuk dihadapkan kepada Allah untuk menghadapi perhitungan amal perbuatan mereka.

3. Yaumud Din

مَٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّينِ

“Yang menguasai di Hari Pembalasan.” (QS. Al-Fatihah: 4)

Istilah Yaumud Din berarti Hari Penghakiman atau Hari Pembalasan, merujuk pada hari ketika semua makhluk akan diadili oleh Allah atas amal perbuatan mereka. Pada hari ini, Allah akan membalas setiap tindakan manusia dengan pahala atau hukuman yang setimpal sesuai dengan keadilan-Nya.

4. Yaumul Hasrah

وَأَنْذِرْهُمْ يَوْمَ الْحَسْرَةِ إِذْ قُضِيَ الأمْرُ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ وَهُمْ لا يُؤْمِنُونَ

“Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputuskan, sedang mereka dalam keadaan lalai dan tidak beriman.” (QS. Maryam: 39)

Yaumul Hasrah secara harfiah berarti Hari Kesedihan atau Hari Penyesalan. Disebut demikian karena manusia akan merasakan kesedihan yang mendalam dan penyesalan atas perbuatan dosa mereka di dunia pada saat Hari Akhir.

5. Yaumul Fashl

هَذَا يَوْمُ الْفَصْلِ الَّذِي كُنْتُمْ بِهِ تُكَذِّبُونَ

“Inilah hari pemisahan yang dahulu kamu dustakan.” (QS. Ash Shaffat: 21)

Yaumul Fashl secara harfiah berarti Hari Pembagian atau Hari Pemisahan. Ini adalah hari terjadinya pemisahan yang tegas antara orang-orang beriman dan orang-orang yang ingkar terhadap kebenaran Allah.

Pada hari tersebut, tidak ada lagi ruang untuk ambiguitas atau keraguan. Segala kebenaran akan terungkap dengan jelas dan perbedaan antara orang-orang yang beriman dan orang-orang yang ingkar akan dinyatakan secara tegas.

6. Yaumul Jama’

وَتُنْذِرَ يَوْمَ الْجَمْعِ لَا رَيْبَ فِيهِ

“Dan memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul yang tidak ada keraguan padanya.” (QS. Asy-Syura: 7)

Yaumul Jama’ berarti Hari Berkumpul atau Hari Pertemuan, yaitu hari ketika seluruh umat manusia akan berkumpul untuk dihisab (diadili) oleh Allah SWT pada Hari Akhir.

Pada hari tersebut, segala perbedaan sosial, etnis, dan kekayaan akan terhapus. Hanya keimanan dan amal perbuatan yang akan menjadi penentu keberuntungan seseorang di akhirat.

7. Yaumul Hisab

هَذَا مَا تُوعَدُونَ لِيَوْمِ الْحِسَابِ

“Inilah apa yang dijanjikan kepadamu pada hari perhitungan.” (QS. Shad: 53)

Yaumul Hisab secara harfiah berarti Hari Perhitungan, merujuk pada hari di mana amal perbuatan manusia akan dihitung dan diperhitungkan oleh Allah SWT pada Hari Akhir.

Pada Yaumul Hisab, setiap tindakan, perkataan, dan pikiran individu selama kehidupan di dunia akan diperiksa secara rinci dan dihakimi oleh Allah.

8. Yaumul Khulud

ادْخُلُوهَا بِسَلامٍ ذَلِكَ يَوْمُ الْخُلُودِ

“Masukilah ke (dalam surga) dengan keselamatan. Itulah hari yang kekal.” (QS. Qaf: 34)

Yaumul Khulud secara harfiah berarti Hari Kekal, merujuk pada hari di mana kehidupan setelah kematian dimulai, baik di surga maupun di neraka.

Yaumul Khulud menunjukkan kekekalan atau keabadian yang akan dialami oleh individu setelah melewati perhitungan dan pembalasan pada Hari Akhir.

9. Yaumul Khuruj

يَوْمَ يَسْمَعُونَ الصَّيْحَةَ بِالْحَقِّ ذَلِكَ يَوْمُ الْخُرُوجِ

“Pada hari ketika mereka mendengar suara dahsyat dengan sebenarnya. Itulah hari keluar (dari kubur).” (QS. Qaf: 42)

Yaumul Khuruj secara harfiah berarti Hari Keluar. Maksudnya, hari ketika seluruh manusia akan dibangkitkan kembali dari kematiannya di alam kubur. Pada Yaumul Khuruj, manusia akan keluar dari kubur mereka untuk menghadap kehidupan akhirat.

Segala amal perbuatan yang telah dilakukan selama kehidupan di dunia akan diperhitungkan dan dibalas dengan adil oleh Allah SWT. Para individu akan memperoleh keabadian sesuai dengan amal perbuatan mereka.

10. Yaumul Wa’iid

وَنُفِخَ فِي الصُّورِ ذَلِكَ يَوْمُ الْوَعِيدِ

“Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari yang dijanjikan.” (QS. Qaf: 20)

Yaumul Wa’iid secara harfiah berarti Hari yang Dijanjikan, merujuk pada Hari Akhir di mana janji Allah tentang kebangkitan dan perhitungan akhirat akan terlaksana.

Yaumul Wa’iid adalah hari yang telah dijanjikan oleh Allah SWT kepada umat manusia, di mana mereka akan dihidupkan kembali setelah kematian untuk diadili atas amal perbuatan mereka.

11. Yaumul Waqi’ah

إِذَا وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُ

“Apabila terjadi hari Kiamat.” (QS. Al-Waqi’ah: 1)

Yaumul Waqi’ah diartikan sebagai Hari Kejadian, merujuk pada Hari Akhir di mana terjadi peristiwa besar yang mengubah nasib manusia secara total. Dalam agama Islam, Yaumul Waqi’ah dijelaskan sebagai hari yang tak dapat disangkal dan pasti terjadi.

Pada hari itu, terjadi kejadian yang luar biasa, termasuk berguncangnya bumi, langit terbelah, bintang-bintang memudar, dan matahari dan bulan berdampingan. Seluruh umat manusia akan dibangkitkan dari kuburnya untuk dihadapkan pada perhitungan dan pembalasan atas amal perbuatan mereka.

12. Yaumul Haqqah

وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْحَاقَّةُ

“Dan tahukah kamu apakah hari kiamat itu?” (QS. Al-Haqqah: 3)

Yaumul Haqqah secara harfiah berarti Hari Ketetapan atau Hari Kebenaran yang Pasti Terjadi, merujuk pada Hari Kiamat atau Hari Akhir di dalam agama Islam diyakini pasti akan terjadi.

Yaumul Haqqah mengingatkan manusia akan pentingnya menjalani kehidupan dengan kesadaran akan tanggung jawab mereka terhadap Allah, menjalankan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, dan melakukan amal perbuatan yang baik.

13. Yaumul Qari’ah

وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْقَارِعَةُ

“Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?” (QS. Al-Qari’ah: 3)

Yaumul Qari’ah secara harfiah berarti Hari Kegoncangan atau Hari Guncangan Besar. Hal ini merujuk pada gambaran peristiwa hebat yang akan terjadi pada Hari Kiamat.

Pada hari itu, alam semesta akan mengalami goncangan yang dahsyat dan manusia akan berada dalam keadaan yang penuh kekacauan dan ketakutan.

Segala sesuatu yang pernah dianggap stabil dan kokoh akan diguncang dan diruntuhkan. Setiap individu akan menghadapi perhitungan atas amal perbuatan mereka dan menerima pembalasan yang sesuai.

Itu tadi beberapa nama lain dari Hari Akhir atau Hari Kiamat. Beriman kepada hari akhir memiliki implikasi penting dalam kehidupan seorang Muslim, karena keyakinan ini dapat mempengaruhi cara mereka menjalani kehidupan di dunia ini, termasuk bagaimana mereka berperilaku, beribadah, dan mempersiapkan diri untuk akhirat.