Membebaskan Diri dari Belenggu Hasad: Membangun Kehidupan Penuh Kebaikan

Dalam kehidupan sosial manusia, seringkali muncul perasaan hasad atau dengki terhadap kesuksesan, keberuntungan, atau keberhasilan orang lain.

Hasad adalah sifat iri hati yang dapat merusak hubungan antarindividu dan merugikan diri sendiri.

Hasad merupakan sifat buruk yang tercela dalam agama Islam. Allah SWT dan Rasulullah SAW telah mengingatkan umat manusia untuk menjauhi sifat dengki ini.

Namun, dalam realitas kehidupan sehari-hari, hasad masih sering muncul dan dapat mengganggu harmoni dan kedamaian di antara sesama manusia.

Artikel ini akan mengulas sifat hasad secara mendalam, termasuk definisi, karakteristik, dampak negatifnya, dan cara mengatasi sifat hasad.

Definisi Sifat Hasad

Sifat hasad merupakan sifat negatif yang merujuk pada perasaan iri hati, kecemburuan, dan keinginan untuk merugikan atau mengurangi keberhasilan orang lain. Hasad terjadi ketika seseorang tidak dapat menghargai kesuksesan, kebahagiaan, atau keberuntungan orang.

Karakteristik Sifat Hasad

Sifat hasad memiliki beberapa karakteristik yang dapat dikenali. Berikut adalah beberapa ciri-ciri yang umum terkait dengan sifat hasad:

Perasaan Iri Hati

Seseorang dengan sifat hasad akan merasakan perasaan iri hati ketika melihat keberhasilan atau kebahagiaan orang lain. Mereka cenderung tidak bisa merasa senang atau bahagia dengan pencapaian orang lain dan ingin memiliki atau meraih hal tersebut untuk diri sendiri.

Keinginan untuk Merusak

Sifat hasad ditandai dengan keinginan untuk merugikan atau mengurangi apa yang dimiliki oleh orang lain. Orang dengan sifat hasad mungkin akan melakukan tindakan negatif, seperti mencari kesalahan, mencemarkan reputasi, atau menghalangi kesuksesan orang lain.

Perbandingan yang Negatif

Individu yang memiliki sifat hasad sering kali cenderung membandingkan diri mereka dengan orang lain dengan cara yang negatif. Mereka akan menekankan kekurangan atau kelemahan orang lain untuk merasa lebih baik tentang diri sendiri.

Ketidakpuasan yang Konstan

Orang dengan sifat hasad cenderung merasa tidak puas dengan apa yang mereka miliki atau capai. Mereka selalu merasa kurang dan selalu menginginkan lebih, terutama jika melihat orang lain memiliki lebih banyak keberhasilan atau kebahagiaan.

Kehilangan Empati

Sifat hasad sering kali membuat seseorang sulit merasakan empati terhadap orang lain. Mereka tidak mampu menghargai atau memahami perasaan orang lain, terutama jika itu berhubungan dengan keberhasilan atau kebahagiaan.

Lingkungan yang Negatif

Orang dengan sifat hasad cenderung menciptakan lingkungan sosial yang negatif. Mereka dapat membangun intrik, memicu konflik, atau menciptakan perpecahan dalam hubungan interpersonal.

Penting untuk mengenali karakteristik-karakteristik ini dalam diri sendiri atau orang lain, karena sifat hasad dapat merusak hubungan dan menghalangi pertumbuhan pribadi.

Hadits dan Ayat Al Quran tentang Sifat Hasad (Iri Hati)

Surat An Nisa ayat 32 menjelaskan mengenai larangan iri hati dan dengki kepada nikmat Allah. Surat urutan ke-4 dalam Al-Qur’an ini terdiri atas 176 ayat.

Berikut ini merupakan bacaan surat An Nisa ayat 32 disertai latin dan artinya.

وَلَا تَتَمَنَّوْا۟ مَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بِهِۦ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ لِّلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّا ٱكْتَسَبُوا۟ ۖ وَلِلنِّسَآءِ نَصِيبٌ مِّمَّا ٱكْتَسَبْنَ ۚ وَسْـَٔلُوا۟ ٱللَّهَ مِن فَضْلِهِۦٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمًا

Arab latin: Wa lā tatamannau mā faḍḍalallāhu bihī ba’ḍakum ‘alā ba’ḍ, lir-rijāli naṣībum mimmaktasabụ, wa lin-nisā`i naṣībum mimmaktasabn, was`alullāha min faḍlih, innallāha kāna bikulli syai`in ‘alīmā

Artinya: “Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian daripada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu,”

Menurut Asy-Sya’rawi, penyakit jiwa bernama “hasad” benar-benar nyata. Al-Qur’an sendiri dengan jelas menyebut sifat ini. Dalam Alquran disebutkan tentang sikap sebagian ahli kitab terhadap Rasulullah Saw.

اَمْ يَحْسُدُوْنَ النَّاسَ عَلٰى مَآ اٰتٰىهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖۚ

Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) karena karunia yang telah diberikan Allah kepadanya? (QS: an-Nisa: 54)

Demikian juga Rasulullah Saw menyebut dengan jelas agar siapapun menghindari penyakit hati ini:

اِياَّ كُم وَالحَسَدَ فَاِنَّ الْحَسَدَ يَاْ كُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَاْ كُلُ النَّارُ الحَطَبَ

Artinya: ”Jauhkanlah dirimu dari hasad karena sesungguhnya hasud itu memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu-bakar.” (HR. Abu Dawud).

Hasad adalah kejahatan energi tersembunyi yang dapat membahayakan manusia. Allah menyuruh kita untuk meminta perlindungan Allah darinya: “Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki” (Q.S. Al-Falaq: 5)

Imam Ahmad dan at-Tirmidzi meriwayatkan hadits dari az-Zubair bin al-Awwam ra dari Nabi Saw, beliau bersabda:

دَبَّ إِلَيْكُمْ دَاءُ الْأُمَمِ قَبْلَكُمْ: اَلْحَسَدُ وَالْبَغْضَاءُ ، وَالْبَغْضَاءُ هِيَ الْحَالِقَةُ ، حَالِقَةُ الدِّيْنِ لاَ حَالِقَةُ الشَّعْرِ، وَالَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لاَ تُؤْمِنُوْا حَتَّى تَحَابُّوْا، أَفَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِشَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوْهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ

Penyakit umat-umat sebelum kalian telah menyerang kalian yaitu dengki dan benci. Benci adalah pemotong; pemotong agama dan bukan pemotong rambut. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, kalian tidak beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang jika kalian kerjakan maka kalian saling mencintai? Sebarkanlah salam diantara kalian. (HR. Tirmizi)

Tips Mengatasi Sifat Hasad

A. Refleksi Diri dan Kesadaran

Langkah pertama dalam mengatasi sifat hasad adalah dengan melakukan refleksi diri dan meningkatkan kesadaran terhadap sifat tersebut. Individu perlu mengenali tanda-tanda hasad dalam diri sendiri, seperti perasaan iri hati yang muncul saat melihat keberhasilan orang lain.

Dengan kesadaran yang meningkat, individu dapat lebih memahami dampak negatif sifat hasad dan berkomitmen untuk mengubah sikap dan pola pikir.

B. Memupuk Rasa Syukur

Memupuk rasa syukur adalah langkah penting dalam mengatasi sifat hasad. Individu perlu menghargai apa yang dimiliki dan bersyukur atas pencapaian dan keberkahan yang ada dalam hidupnya.

Dengan fokus pada hal-hal positif dan menghargai apa yang dimiliki, sifat hasad dapat tereduksi karena individu merasa puas dengan apa yang telah diberikan kepadanya.

C. Meningkatkan Kepercayaan Diri

Sifat hasad sering kali timbul dari rasa tidak puas dengan diri sendiri. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kepercayaan diri. Individu perlu mengakui dan menghargai kelebihan dan prestasi mereka sendiri.

Dengan mengembangkan kemampuan dan mencapai tujuan pribadi, individu akan lebih fokus pada pertumbuhan pribadi mereka sendiri dan tidak terlalu terpengaruh oleh kesuksesan orang lain.

D. Membangun Empati dan Menghargai Kesuksesan Orang Lain

Untuk mengatasi sifat hasad, penting untuk membangun empati terhadap orang lain dan menghargai kesuksesan mereka. Melihat keberhasilan orang lain sebagai inspirasi dan motivasi dapat membantu mengubah perspektif individu.

Menghargai usaha dan kerja keras orang lain serta memberikan dukungan dan apresiasi akan membangun hubungan yang lebih positif dan saling menguntungkan.

Mengatasi sifat hasad membutuhkan kesadaran, kerja keras, dan komitmen untuk mengubah pola pikir dan sikap negatif.

Dengan refleksi diri yang jujur, memupuk rasa syukur, meningkatkan kepercayaan diri, dan membangun empati terhadap kesuksesan orang lain, individu dapat mengurangi sifat hasad dan menciptakan hubungan yang lebih sehat dan harmonis dengan sesama.

Kesimpulan

Sifat hasad merupakan sifat negatif yang dapat merusak individu dan hubungan sosial. Untuk mengatasi sifat hasad, penting untuk melakukan refleksi diri, memupuk rasa syukur, meningkatkan kepercayaan diri, dan membangun empati terhadap kesuksesan orang lain.

Dengan upaya yang konsisten, sifat hasad dapat diatasi, dan individu dapat mencapai kehidupan yang lebih positif dan bermakna.