Penjelasan Mengenai Kehidupan Setelah Kematian Menurut Islam

KEHIDUPAN SETELAH KEMATIAN – Kematian bukan menjadi akhir dari segalanya, karena kematian adalah awal di mulainya episode di dalam kehidupan di tempat yang berbeda. Karakter hakiki dari kematian bukanlah menjadi kemusnahan, melainkan menjadi suatu pembaharuan serta perpindahan.

Karena itulah, kematian tidak harus dicekam dengan rasa ketakutan, tetapi bisa kita angga sebagai suatu peristiwa yang harus kita hadapi dengan menyiapkan persiapan yang matang. Sebab Allah SWT berfirman:

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

“Yang menjadikan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, siapa diantara kamu yang terbaik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (Q.S. Al Mulk: 2)

Sayidina ali pernah berkata: “Sesungguhnya dunia adalah kampung kebenaran bagi yang benar dalamnya kampung kekayaan bagi yang membekali dirinya, kampung belajar bagi yang mengambil pelajaran, masjid kekasih Allah, mushalla para malaikat Allah,tempat turunnya wahyu,dan tempat berniaganya kekasih-kekasih Allah.” (Nahjul-Balaghah).

Dari perkataan Sayidina Ali diatas tadi memberikan kita suatu pelajaran yang sangat berharga mengenai dimensi lain serta makna kehidupan di dunia ini.

Dalam untaian untaiannya tadi, Sayidina Ali menunjukkan berbagai manfaat serta bergunanya dunia ini yang bertujuan untuk peningkatan kesempurnaan bagi manusia.

Dunia adalah suatu taman pendidikan yang harus dilalui oleh manusia agar bisa mendapatkan hasil di Akhirat kelak.

Apabila hasil yang di dapatkan itu baik maka kebaikan serta kebahagiaan surgalah yang akan diperolehnya, akan tetapi apabila hasil yang dia peroleh itu buruk maka keburukan nerakalah yang akan menjadi tempat tinggal nantinya.

“Adapun orang yang melampaui batas dan lebih mengutamakan kehidupan duniawi, neraka adalah tempat tinggalnya, sedangkan yang takut pada kebesaran Tuhannya dan mencegah dirinya dari mengikuti hawa nafsu, sorga adalah tempat tinggalnya”. (QS. An-Naziat: 37-41)

Pengertian Kematian

pengertian kematian islam
embunhati.com

Definisi dari kematian adalah terpisahnya jasad material dengan ruh, jadi hal ini adalah salah satu stasiun perjalanan yang akan membawa setiap makhluk yang bernyawa menuju ke akhirat.

Yang mana seluruh makhluk yang hidup di dunia akan berakhir dan kemudian memasuki alam yang baru, yaitu alam barzakh atau yang biasa disebut dengan alam kubur. Di dalam Al quran juga menyebutkan:

كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ

“Semua yang ada di bumi itu akan binasa.” (Q.S. Al Rahman: 26);

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ

“Setiap yang bernyawa itu pasti akan mengalami kematian….” (Q.S. Ali Imran: 185);

إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ

“Sesungguhnya engkau wahai rasul, akan mati. Dan sesungguhnya mereka pun akan mati (pula).” (Q.S. az-Zumar: 30).

Pandangan Islam Mengenai Kematian

pandangan islam
theodysseyonline.com

Dalam pandangan islam, seseorang akan bergerak menuju jalan yang sempurna dalam bentuk kematian. Di dalam Al quran, selain menggunakan kata mauta(mati), terdapat juga dengan istilah tawaffa atau wafat. Tawaffa sendiri secara bahasa berarti pengambilan sesuatu secara utuh serta sempurna.

Pada saat manusia menarik sesuatu dengan benar-benar dan utuh sehingga tidak ada yang tersisa lagi, di dalam bahasa Arab diungkapkan dengan menggunakan kata tawaffa.

Misalnya dengan ungkapan tawaffaitul mal, yang berati “aku telah ambil seluruh harta bendaku tanpa kurang dan lebih.”

Jadi maksudnya, kematian adalah pintu atau bisa juga dibut dengan jembatan yang harus dilalui agar manusia bisa memasuki alam lain yang akan menjadikannya lebih sempurna.

Dengan bila seperti itu, kematian berarti menjadi suatu kelahiran dan kehidupan baru.

قُلْ يَتَوَفَّاكُمْ مَلَكُ الْمَوْتِ الَّذِي وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ

“Katakanlah, Malaikat maut yang diserahi tugas (untuk mencabut nyawamu) akan mematikan kamu; kemudian hanya kepada Allah-lah kalian akan dikembalikan”. (QS. As-Sajadah: 11).

Kematian Adalah Proses Pengembalian Manusia

pengembalian manusia
hivaids-medic.com

Jika kita memahami mengenai hal ini, maka kematian dapat kita pahami sebagai proses pengembalian manusia, baik itu dari sisi jasmani ataupun ruhani.

Secara material, bisa dikatakan juga bahwa jasad dari manusia itu berasal dari tanah, maka dari itu ia akan kembali ke tanah setelah ia mengalami kematian (dikubur/dikebumikan).

Begitu juga secara non-material, ruh manusia juga berasal dari alam yang lebih tinggi darinya yakni disebut dengan alam mitsal (alam barzakh), maka ia nantinya akan dikembalikan ke alam barzakh, yang mana alam tersebut merupakan alam yang sesuai dengan karakteristiknya.

Memahami Proses Kematian

memahami kematian
intisari.grid.id

Mencermati ayat-ayat yang terdapat di dalam Al Quran, bahwa proses kematian atau pencabutan ruh manusia itu di bawah kuasa Allah SWT yang kemudian dilaksanakan oleh utusan-utusan-Nya yakni (malaikat) dengan cara pencabutan yang disesuaikan dengan karakter manusianya.

Apabila manusia mukmin, maka proses pencabutan nyawa akan berjalan dengan lancar dan penuh kelembutan,
Allah berfirman:

الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ طَيِّبِينَ ۙ يَقُولُونَ سَلَامٌ عَلَيْكُمُ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

“Mereka yang dimatikan oleh para malaikat yang baik itu berkata, ‘Salam sejahtera atas kalian’.” (Q.S. an-Nahl: 32);

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ (27) ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً (28) فَادْخُلِي فِي عِبَادِي (29) وَادْخُلِي جَنَّتِي (30

“Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam surga-Ku.” (Q.S. Al Fajr: 27-30).

Dan sebaliknya, Apabila pencabutan nyawa terhadap orang kafir, maka utusan-utusan Allah SWT tadi akan mencabut nyawanya dengan cara penuh kekerasan, Allah berfirman:

…وَلَوْ تَرَىٰ إِذْ يَتَوَفَّى الَّذِينَ كَفَرُوا ۙ الْمَلَائِكَةُ يَضْرِبُونَ وُجُوهَهُمْ وَأَدْبَارَهُمْ

“Jika saja kamu melihat ketika malaikat itu mematikan orang-orang yang kafir, mereka memukul-mukul wajah mereka dan punggung mereka….” (Q.S. Al Anfal: 50);

وَلَوْ تَرَىٰ إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلَائِكَةُ بَاسِطُو أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوا أَنْفُسَكُمُ ۖ الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنْتُمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنْتُمْ عَنْ آيَاتِهِ تَسْتَكْبِرُونَ

“…Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): “Keluarkanlah nyawamu” Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. (Q.S. Al An’am: 93).

Semoga Allah menjaga kita dari kematian Su’ul khatimah.

Beri Tanggapan