Pengertian dan Macam Sabar Menurut Islam

Sabar menurut islam – sebagai manusia, sudah barang tentu kita akan mengahadapi berbagai masalah dan cobaan dalam kehidupan di dunia. Bisa jadi cobaan tersebut akan menimpamu, isteri/suami, anakmu ataupun anggota keluarga yang lain.

Disinilah akan tampak seberapa besar imanmu. Allah memberimu cobaan untuk menguji imanmu, apakah engkau akan sabar dengan cobaan tersebut ataukah akan marah dan berputus asa dengan cobaan itu.

Dari Ummu Al-Ala’, dia berkata :”Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjenguk-ku tatkala aku sedang sakit, lalu beliau berkata. ‘Gembirakanlah wahai Ummu Al-Ala’. Sesungguhnya sakitnya orang Muslim itu membuat Allah menghilangkan kesalahan-kesalahan(dosa), sebagaimana api yang menghilangkan kotoran emas dan perak”

Lantas, apa sih pengertian sabar? Dan sabar yang seperti apakah yang benar menurut islam? Untuk itu mari kita simak penjelasannya berikut ini.

Pengertian Sabar Menurut Islam

pengertian sabar menurut islam
republika.co.id

Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Sabar yaitu meneguhkan diri dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, menahannya dari perbuatan maksiat kepada Allah, serta menjaganya dari perasaan dan sikap marah dalam menghadapi takdir Allah….” (Syarh Tsalatsatul Ushul, hal. 24)

Sabar merupakan pilar kebahagiaan bagi seorang hamba. Dengan kesabaran, seorang hamba akan terjaga dari segala bentuk kemaksiatan, istiqomah dalam ketaatan, serta tabah dalam menghadapi berbagai cobaan.

Begitulah arti sabar yang sesungguhnya. Sabar tidak selalu identik dengan musibah. Karena seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa menahan diri dari hawa nafsu adalah sebuah kesabaran. Namun tidak hanya itu saja, definisi sabar tercakup dalam 3 macam kesabaran.

Macam-Macam Sabar Menurut Islam

macam-macam sabar menurut islam
pexels.com

1. Sabar Dalam Melakukan Ketaatan Kepada Allah

“Dan bersabarlah kamu terhadap orang-orang yang senantiasa berdoa kepada Rabbnya di waktu pagi dan sore hari dengan mengharap wajah-Nya.” (QS. Al-Kahfi: 28).

Dalam mengerjakan berbagai amal sholih, tanpa adanya kesabaran kita tidak akan bisa melakukannya. Jika seorang hamba sedang mengerjakan ketaatan, sesungguhnya ia telah bersabar karena telah meninggalkan hawa nafsunya yang sebelumnya merasa malas dan berat untuk mengerjakannya.

Kita sebagai umat islam, harus terus bersabar dalam menjalankan ketaatan. Apalagi di zaman sekarang yang masyaallah godaan dan fitnah dimana-mana. Jangan malas atau merasa ketinggalan zaman dari orang-orang yang lalai. Sebab, pahala bagi orang-orang bersabar adalah tak terbatas.

“Sesungguhnya orang-orang yang bersabar itu akan dipenuhi pahala mereka dengan tiada hitungannya.” (Az Zumar: 10)

2. Sabar Dalam Menjauhi Berbagai Kemaksiatan

Sabar yang kedua memang terasa begitu sulit. Bagaimana tidak, kita dilarang untuk tidak mengerjakan yang paling disukai oleh hawa nafsu kita, pun dengan setan selalu menggoda kita untuk terjerumus ke dalam kemaksiatan. Sebagaimana yang di alami oleh Nabi Yusuf ‘alaihis salam.

Beliau diajak untuk berzina oleh istri seorang raja (al-‘aziz) di tempat yang sudah aman, dimana jika nabi Yusuf melakukannya tidak akan ada orang yang tahu. Selain itu, istri al-‘aziz tersebut juga mempunyai kekuatan terhadap nabi Yusuf.

Akan tetapi nabi Yusuf ‘alaihis salam mampu menghindari ajakan zina dari seoran istri al-‘aziz yang begitu cantik dan nabi Yusuf pada waktu itu masih seorang pemuda yang belia sehingga begitu sangat mudah tergoda untuk melakukan zina.

Namun, nabi Yusuf lebih memilih sabar untuk menjauhi kemaksiatan tersebut dan lebih memilih untuk dipenjara. Sebagaimana yang diceritakan di dalam Al Quran,

“Yusuf berkata: ‘Wahai Rabbku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika Engkau tidak hindarkan aku dari tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh’.” (QS. Yusuf: 33).

3. Sabar Dengan Apa Yang Telah Allah Takdirkan Untuk Kita

Takdir merupakan suatu ketetapan Allah, takdir yang baik maupun takdir yang buruk, seorang muslim wajib menerimanya. Ketika Ia ditetapkan takdir yang baik, bersyukurlah. Juga jika ditetapkan takdir yang buruk, tidak boleh protes dan menuduh bahwa Allah tidak adil dengan takdir yang telah Allah tetapkan untuknya.

Karena setiap takdir yang telah Allah tetapkan untuk hambanya, selalu dan pasti ada hikmahnya. Namun tidak boleh bagi seseorang melakukan suatu kemaksiatan dengan alasan takdir. Takdir yang allah tetapkan, seorang hamba wajib menerima dan ridha kepadanya. Tetapi perbuatan buruk yang dilakukan seperti kemaksiatan dan dosa, kita dilarang untuk ridha.

Ketika seorang muslim ditimpa sesuatu yang buruk seperti musibah, sakit atau kematian, janganlah terlalu bersedih dan putus asa. Sebelum itu, cobalah kita melihat bagaimana cobaan para Rasul yang begitu beratnya dibanding cobaan yang menimpa kita.

“Maka bersabarlah engkau (Muhammad) sebagaimana kesabaran para rasul yang memiliki keteguhan hati, dan janganlah engkau meminta agar (adzab) disegerakan untuk mereka.” (QS. Al-Ahqaf: 35)

Dari ketiga macam kesabaran tersebut, semuanya mempunyai tingkatan keutamaan yang berbeda dari masing-masing orang. Ada orang yang lebih utama untuk sabar dalam menjauhi kemaksiatan, disebabkan lebih sulit baginya dalam melakukan ketaatan.

Ada juga yang lebih utama untuk bersabar dengan takdir Allah, disebabkan sulit baginya dibandingkan untuk menjauhi kemaksiatan.

****

Jadi itulah pengertian dan macam-macam sabar menurut islam yang harus kita pahami agar kita senantiasa bersyukur dan bersabar dengan apa yang telah Allah tetapkan untuk kita. Intinya dalam segala cobaan yang Allah berikan kepada kita bukan karena Allah tidak sayang dengan kita, melainkan ingin melihat tingkat keimanan kita saat hamba tersebut dihadapkan dengan musibah tersebut.

Apakah Ia akan sabar, atau marah-marah dan putus asa. Jika Ia bisa bersabar, makan pahala tak terbatas yang akan Allah berikan. Dan Allah senantiasa bersama orang-orang yang sabar.

Mudah-mudahan kita diberikan kekuatan dan lindungan. Semoga bermanfaat.

wallahul muwaffiq.

Beri Tanggapan