Perbedaan Nabi dan Rasul: Rukun Iman yang ke-4

Nabi dan rasul adalah dua istilah yang sering digunakan dalam agama Islam. Meskipun keduanya memiliki kesamaan, namun juga memiliki perbedaan yang jelas.

Perbedaan Nabi dan Rasul

Nabi

Nabi adalah seorang yang diberi wahyu oleh Allah dengan suatu syari’at namun tidak diperintah untuk menyampaikannya, akan tetapi mengamalkannya sendiri tanpa ada keharusan untuk menyampaikannya.

Rasul

Sedangkan Rasul adalah seorang yang mendapat wahyu dari Allah dengan suatu syari’at dan diperintahkan untuk menyampaikannya kepada umat manusia.

Tugas Nabi dalam Islam

Tugas seorang nabi dalam Islam adalah sebagai berikut:

  1. Menyeru makhluk untuk hanya menyembah kepada Allah SWT.
  2. Menyampaikan perintah dan larangan Allah SWT pada umat.
  3. Menunjukkan dan membimbing manusia ke jalan yang lurus.
  4. Menjadi teladan yang baik.
  5. Memperingatkan manusia mengenai hari akhir.
  6. Memalingkan perhatian manusia menjadi lebih fokus pada kehidupan akhirat.
  7. Menyatakan alasan untuk tidak membantah Allah SWT pada manusia

Tugas Rasul dalam Islam

Tugas seorang rasul dalam Islam adalah sebagai berikut:

  1. Menyampaikan risalah dari Allah SWT.
  2. Mengajak kepada tauhid, yaitu mengajak umatnya untuk mengesakan Allah SWT dan menjauhi perilaku musyrik (menyekutukan Allah).
  3. Memberi kabar gembira kepada orang mukmin dan memberi peringatan kepada orang kafir.
  4. Menunjukkan jalan yang lurus.
  5. Membersihkan dan menyucikan jiwa manusia serta mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah.
  6. Sebagai hujjah bagi manusia

Karakteristik Seorang Nabi dan Rasul Muhammad SAW.

Karakteristik Nabi Muhammad SAW yang patut diteladani antara lain:

  1. Sabar
  2. Jujur
  3. Taat beribadah
  4. Tidak sombong
  5. Hormat kepada kedua orangtua
  6. Cerdas/pandai

Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga memiliki sifat-sifat lain yang patut dicontohi seperti tajamnya akal disertai kepekaan indra dan kekuatan fisik, penuh cinta kasih, adil, pemalu, baik dalam bergaul, ridha, toleran, santun, tenang, beriwibaya, tawadhu’, selalu memberi kemudahan dan mensyukuri nikmat

Pentingnya Mengetahui Perbedaan Nabi dan Rasul

Mengetahui perbedaan antara nabi dan rasul penting dalam memahami ajaran agama Islam secara utuh. Dalam Al-Quran, terdapat perbedaan yang jelas antara nabi dan rasul, baik dalam tugas, metode pengangkatan, maupun jumlahnya.

Dengan memahami perbedaan ini, umat Islam dapat lebih memahami tugas dan peran nabi serta rasul dalam menyampaikan risalah Allah SWT. Selain itu, memahami perbedaan ini juga membantu umat Islam untuk memahami kitab-kitab suci yang diwahyukan kepada rasul, seperti Al-Quran dan Injil.

Mengetahui perbedaan nabi dan rasul juga membantu umat Islam untuk memahami sejarah agama Islam dengan lebih baik. Umat Islam dapat mempelajari tentang kehidupan nabi dan rasul, tugas mereka, serta peran mereka dalam membentuk ajaran agama Islam.

Dalam kehidupan sehari-hari, memahami perbedaan nabi dan rasul juga membantu umat Islam untuk mengetahui siapa yang mereka perlu ikuti dalam mempraktikkan ajaran agama. Hal ini juga membantu umat Islam untuk memahami kewajiban mereka dalam menjalankan ajaran agama yang telah disampaikan oleh nabi dan rasul.

Secara keseluruhan, mengetahui perbedaan nabi dan rasul adalah penting bagi umat Islam untuk memahami ajaran agama secara utuh dan untuk mempraktikkan ajaran tersebut dengan baik.

Pendapat Terkuat Tentang Perbedaan Nabi dan Rasul

Terdapat perbedaan pendapat mengenai perbedaan nabi dan rasul pendapat yang paling kuat yaitu, rasul adalah orang yang diutus kepada umatnya yang menentang dakwahnya.

Sedangkan nabi adalah orang yang diutus kepada umat yang tidak menentang dakwahnya. Di antara dalil yang menguatkan pendapat ini adalah hadis tentang syafaat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersada,

فَيَأْتُونَ نُوحًا فَيَقُولُونَ: يَا نُوحُ، إِنَّكَ أَنْتَ أَوَّلُ الرُّسُلِ إِلَى أَهْلِ الأَرْضِ

Mereka pun mendatangi Nuh, dan berkata, ‘Wahai Nuh, sesunggguhnya Engkau adalah rasul pertama bagi manusia.’” (HR. Bukhari no. 4712)

Dalam hadis di atas, Nuh ‘alaihis salam disebut sebagai rasul pertama. Nabi Nuh ‘alaihis salam diutus kepada umat yang menentang dakwah beliau. Adapun sebelumnya, seperti Adam ‘alaihis salam, beliau adalah seorang nabi, dan bukan rasul.

Nabi Adam mendapatkan wahyu, melaksanakan wahyu tersebut, dan juga memerintahkan kaumnya yang hidup bersama dengannya untuk melaksanakannya, karena mereka semua beriman dengan kenabian Adam ‘alaihi salam. Wallahu Ta’ala a’lam.

Ayat Al-Qur’an dan Dalil yang Menguatkan Perbedaan Nabi dan Rasul

Di antara dalil yang menunjukkan adanya perbedaan antara nabi dan rasul adalah firman Allah Ta’ala,

وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ وَلَا نَبِيٍّ

Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasul pun dan tidak (pula) seorang nabi.” (QS. Al-Haj: 52)

Ayat ini menunjukkan bahwa rasul itu berbeda dengan nabi. Oleh karena itu, Allah Ta’ala gandengkan antara keduanya dengan huruf ‘athaf (kata sambung) الواو  yang berarti “dan”. Dan hukum asal penggandengan semacam ini adalah adanya perbedaan.

Allah Ta’ala berfirman,

وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ مُوسَى إِنَّهُ كَانَ مُخْلَصاً وَكَانَ رَسُولاً نَّبِيّاً

Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka), kisah Musa di dalam Al-Kitab (Al-Quran) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang dipilih dan seorang rasul dan nabi.” (QS. Maryam: 51)

Allah Ta’ala menyifati Musa ‘alaihis salam bahwa beliau adalah rasul dan nabi. Ketika kedua kata tersebut diulang, hal itu menunjukkan adanya perbedaan makna di antara keduanya.

Yang menyelisihi kesepakatan ulama dalam hal ini adalah dari golongan Mu’tazilah, karena mereka tidak membedakan antara nabi dan rasul. Al-Qadhi Abdul Jabbar Al-Mu’tazili mengatakan, “Ketahuilah bahwa tidak ada perbedaan istilah antara rasul dan nabi.” (Syarh Al-Ushuul Al-Khomsah, hal. 567)

Akan tetapi, Mu’tazilah sendiri tidak satu kata dalam masalah ini. Hal ini karena Az-Zamakhsyari Al-Mu’tazili menyelisihi pendapat Mu’tazilah. Ketika membahas firman Allah Ta’ala,

وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ وَلَا نَبِيٍّ

Az-Zamakhsyari mengatakan, “مِن رَّسُولٍ وَلَا نَبِيٍّ “ adalah dalil adanya perbedaan antara rosul dan nabi.” (Al-Kasyaf, 3: 164)

Metode Pengangkatan Nabi Muhammab sebagai Nabi dan Rasul

Proses kenaikan Muhammad menjadi nabi dan rasul dimulai saat ia menerima wahyu pertama pada tanggal 17 Ramadhan. Saat itu, Nabi Muhammad sedang mengisolasi diri di Gua Hira untuk merenung.

Kemudian, Malaikat Jibril turun untuk menyampaikan wahyu pertama dari Allah Swt, Sang Pencipta Semesta Alam. Wahyu pertama itu terdiri dari lima ayat pertama Surah Al-Alaq. Secara sederhana, wahyu itu berisi perintah untuk membaca.

Pada saat itu, Nabi Muhammad tidak dapat langsung mematuhi permintaan Malaikat Jibril. Namun akhirnya, Nabi Muhammad berhasil mengikuti Malaikat Jibril dan melafalkan lima ayat tersebut.

Jumlah Nabi dan Rasul

Rasulullah SAW pernah bersabda mengenai jumlah nabi dan rasul yang diutus oleh Allah SWT. Menurut sebuah riwayat, jumlahnya sangat banyak.

Salah satu hadits yang menjelaskan tentang jumlah nabi dan rasul adalah berasal dari Abu Dzar. Ia mengatakan,

“Aku mendatangi Rasulullah SAW saat beliau sedang berada di dalam masjid, beliau bersabda: Aku bertanya lagi, ‘Siapa Nabi yang pertama?’ Beliau menjawab, ‘Adam.’ Aku bertanya lagi, ‘Nabi yang bagaimanakah ia wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Seorang Nabi yang diajak berbicara langsung oleh Allah.’ Aku bertanya lagi, ‘Berapa jumlah rasul yang diutus wahai Rasulullah SAW?’ Beliau menjawab, ‘Tiga ratus lima belas, suatu jumlah yang sangat banyak.'” (HR Ahmad)

Jumlah nabi dan rasul juga disebutkan dalam riwayat lain, sebagaimana dinukil Imam Ibnu Katsir dalam Qashash Al-Anbiyaa’. Dari Abu Dzar, ia berkata,

“Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, berapakah banyaknya jumlah nabi?’ Beliau menjawab, ‘Seratus dua puluh empat ribu.’ Lalu aku bertanya lagi, ‘Wahai Rasulullah, berapakah dari mereka jumlah Rasul?’ Beliau menjawab, “Banyak sekali, tiga ratus tiga belas rasul.’ Lalu aku bertanya lagi, ‘Wahai Rasulullah, siapakah dari mereka yang pertama kali diutus?’ Beliau menjawab, ‘Adam.’ Lalu aku bertanya lagi, ‘Wahai Rasulullah, apakah beliau seorang nabi yang diutus?’ Beliau menjawab, “Benar. Ia diciptakan oleh Allah dengan tangan-Nya, lalu ditiupkan kepadanya roh ciptaan-Nya, dan terakhir ia ditegakkan secara sempurna.” (HR Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya)

Berdasarkan hadits tersebut, jumlah nabi ada 124.000, sedangkan jumlah rasul ada 313. Sementara itu, Ahmad Hawassy mengatakan dalam buku Kajian Tauhid dalam Bingkai Aswaja, menurut riwayat Ibnu Hakim, jumlah rasul disebut ada 315, sedangkan jumlah nabi lebih banyak dari itu.

“Jumlah nabi lebih banyak dari itu. Di antara mereka ada yang dikisahkan Allah kepada kita dalam Al-Qur’an dan di antara mereka ada yang tidak dikisahkan. Allah telah menyebutkan nama-nama 25 nabi dan rasul dalam Al-Qur’an,” jelasnya.

Penutup

Ringkasan perbedaan antara nabi dan rasul adalah sebagai berikut:

Tugas

  • Nabi: Menyampaikan risalah atau pesan Allah SWT, memberikan contoh dalam beribadah dan berperilaku yang baik, mengajarkan agama dan moralitas, menghadapi dan menyelesaikan masalah sosial dalam masyarakat, dan menjadi pemimpin yang adil dan bijaksana bagi umat manusia.
  • Rasul: Selain tugas nabi, juga diberi tugas khusus untuk membawa kitab suci atau ajaran yang harus diikuti oleh umat manusia.

Metode Pengangkatan

  1. Nabi: Dipilih oleh Allah SWT melalui wahyu atau penglihatan.
  2. Rasul: Dipilih oleh Allah SWT melalui wahyu atau penglihatan, dan diberi tugas khusus untuk membawa kitab suci.

Jumlah

  1. Nabi: Tidak terbatas.
  2. Rasul: Terbatas, hanya terdapat 25 rasul yang harus diimani.

Keterangan dalam Al-Quran

  1. Nabi: Disebutkan dalam Al-Quran sebagai utusan Allah SWT dan pemimpin umat manusia, misalnya Nabi Muhammad SAW.
  2. Rasul: Disebutkan dalam Al-Quran sebagai utusan Allah SWT, dan selain itu, juga disebutkan bahwa mereka membawa kitab suci, misalnya Nabi Musa AS dan Nabi Isa AS.

Dalam Islam, nabi dan rasul memiliki perbedaan dalam tugas dan fungsi meskipun keduanya memiliki kesamaan. Nabi adalah orang yang menerima wahyu dari Allah SWT dan menyampaikan pesan tersebut kepada umat manusia.

Sedangkan rasul adalah nabi yang diutus oleh Allah SWT untuk menyampaikan risalah-Nya kepada umat manusia dan mengajak mereka kepada kebenaran serta kebaikan.

Semoga artikel ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang perbedaan antara nabi dan rasul dalam Islam.