Beriman kepada Hari Akhir: Pengertian dan Hikmahnya

Saat bahagia, apalagi jika kita hidup sehat dan berkecukupan, kadang muncul perasaan bahwa hidup di dunia ini bakal kekal selama-lamanya. Namun, apa benar demikian?

Kenyataannya, ada banyak kematian di sekitar kita. Mungkin kakek dan nenek, ayah dan ibu, kakak dan adik, tetangga, teman, kerabat. Ini menunjukkan bahwa kita tidak bisa hidup kekal di dunia. Kelak, ada hari penghabisan yang akan mengakhiri semua isi dunia.

Hukum Beriman kepada Hari Akhir

Hari penghabisan yang telah disebutkan sebelumnya biasa disebut dengan hari akhir atau hari kiamat. Salah satu bentuk iman seorang muslim adalah percaya adanya hari akhir. Beriman kepada hari akhir termasuk ke dalam salah satu enam rukun iman dalam Islam, yakni rukun iman yang kelima.

Dengan kata lain, beriman kepada hari akhir hukumnya wajib bagi setiap muslim. Dalil tentang kewajiban umat muslim dalam beriman kepada hari akhir banyak tersebar di al-Quran, terutama pada ayat-ayat makkiyyah. Rasulullah saw. di awal-awal masa kenabian juga banyak mendakwahkan tentang adanya hari akhir.

Misalnya dalam Surat An-Nisa’ (4:162), Allah berfirman (yang artinya), “Dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah dan hari akhir, orang-orang itulah yang akan Kami berikan kepada mereka pahala yang besar.

Keimanan kepada hari akhir yang bersanding dengan keimanan kepada Allah dalam ayat di atas menunjukkan betapa pentingnya beriman kepada hari akhir bagi seorang muslim.

Misalnya lagi dalam Surat Al-Hajj (22:7), firman Allah (yang artinya) “Dan sungguh, (hari) kiamat itu pasti datang. Tidak ada keraguan padanya, dan sungguh, Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur.”

Cakupan Iman kepada Hari Akhir

Beriman kepada hari akhir mencakup beberapa aspek. Ada apa saja?

1. Beriman kepada Tanda-tandanya

Allah berfirman dalam Surat Muhammad (47:18), “maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya.

Terdapat banyak sekali penjelasan dari hadits tentang tanda-tanda datangnya kiamat yang secara garis besar bisa dikelompokkan menjadi tiga bagian.

Pertama, tanda kiamat yang sudah terjadi. Contohnya adalah diutusnya dan wafatnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan juga ditaklukkannya Baitul Maqdis di masa pemerintahan Umar bin Khaththab.

Kedua, tanda kiamat yang sedang terjadi dan akan terus semakin marak terjadinya. Misalnya merebaknya zina, riba, dan juga kematian seseorang yang merupakan kiamat kecil.

Ketiga, tanda-tanda besar yang akan berujung pada terjadinya hari kiamat besar. Beberapa tanda yang terkenal yaitu kedatangan Imam Mahdi, keluarnya Dajjal, turunnya Nabi Isa dari langit, munculnya Ya’juj dan Ma’juj, dan terbitnya matahari dari barat.

2. Beriman kepada Hari Akhir/Kiamat Itu Sendiri

Setelah berbagai tanda kiamat besar terjadi maka seluruhnya akan berakhir pada terjadinya kiamat itu sendiri yang diprediksi jatuh pada hari Jumat. Sebagaimana yang dikatakan Rasulullah saw. dalam sebuah hadits (yang artinya) “Hari kiamat tidaklah terjadi kecuali pada hari Jum’at.” (HR. Muslim)

Namun perlu diperhatikan bahwa tidak ada yang tahu kiamat itu terjadi pada hari Jumat di pekan, bulan, dan tahun kapan. Hanya Allah yang mengetahuinya, “Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah.” (QS. Al A’raf : 187)

Beriman kepada hari akhir juga meliputi keimanan pada segala hal yang Allah dan Rasul-Nya kabarkan tentang apa yang terjadi di hari tersebut. Misalnya seperti apa yang Allah firmankan (yang artinya), “Sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat dahsyat. Ingatlah pada hari ketika kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya, gugurlah kandungan semua wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk.” (QS. Al-Hajj: 1-2).

Atau lagi dalam hadits, Rasulullah saw. bersabda (yang artinya), “Matahari mendekat kepada para makhluk di hari kiamat sampai hanya berjarak 1 mil dari mereka, sehingga semua manusia berkeringat sesuai dengan amalan mereka.” (HR. Muslim)

3. Beriman kepada Pertanyaan, Azab, dan Nikmat Kubur

Beriman kepada hari akhir juga berarti beriman kepada seluruh rangkaian hari tersebut, yang mana mencakup keimanan pada alam barzakh atau alam kubur. Ada dua hal yang perlu diimani akan terjadi di alam kubur. Pertama, adanya pertanyaan di alam kubur. Kedua, ada azab dan nikmat yang akan Allah berikan di dalam kubur.

Di antara keterangan yang menunjukkan adanya azab kubur adalah sabda Rasulullah saw., ”Orang-orang yang berada di dalam dua kubur ini, sungguh sedang disiksa. Dan tidaklah keduanya disiksa karena suatu masalah yang besar. Adapun salah satu dari keduanya, dahulu tidak mau menjaga diri dari air kencing. Sedangkan yang lain, dahulu suka mengadu domba manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Adapun tentang nikmat kubur, Rasulullah saw. bersabda tentang mayit yang telah menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir, “Kemudian ada suara dari langit yang menyeru, “Benarlah apa yang dikatakan oleh hamba-Ku, hamparkanlah permadani untuknya di surga, bukakan baginya pintu-pintu surga dan berikan kepadanya pakaian surga.” Beliau melanjutkan, “Kemudian didatangkan kepadanya wewangian surga, lalu kuburnya diluaskan sejauh mata memandang.” (HR. Tirmizi, Ibnu Majah, dan Ahmad)

4. Beriman kepada Hari Kebangkitan dan Hari Berkumpul

Selanjutnya akan ada hari kebangkitan yang dimulai setelah Allah memerintahkan Malaikat Israfil untuk meniup sangkakala. Ibnu Taimiyyah menyatakan bahwa dari berbagai ayat Al Qur’an bisa disimpulkan akan ada tiga kali tiupan sangkakala.

Tiupan pertama adalah tiupan Al Faz’u (tiupan yang mengejutkan), sebagaimana disebutkan dalam surat An Naml ayat 87. Tiupan kedua adalah tiupan Ash Sha’iq (tiupan yang mematikan). Tiupan ketiga adalah tiupan Qiyam (kebangkitan). Dua macam tiupan terakhir ini dijelaskan dalam firman Allah (yang artinya) “Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki oleh Allah. Kemudian sangkakala itu ditiup sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannnya masing-masing).” (QS. Az Zumar : 68)

Setelah manusia seluruhnya dibangkitkan, maka mereka semua akan dikumpulkan ke Padang Mahsyar, sebagaimana dijelaskan dalam hadits, “Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan (ke Padang Mahsyar) dalam keadaan berjalan, dan (ada juga yang) berkendaraan, serta (ada juga yang) diseret di atas wajah-wajah kalian.” (HR Tirmidzi, Hasan)

5. Beriman kepada Segala yang Terjadi Setelahnya

Rangkaian peristiwa yang terjadi setelah manusia dikumpulkan di Padang Mahsyar juga wajib diimani. Itulah mengapa hari kiamat memiliki banyak nama lain, beberapa di antara nama lainnya didasarkan pada masing-masing rangkaian kejadian tersebut. Di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Hisab (Yaumul Hisab/hari perhitungan). Allah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya kepada Kamilah mereka kembali, kemudian sesungguhnya kewajiban Kamilah menghisab mereka.” (QS. Al Ghasyiyah: 25-26)
  • Pembagian catatan amal. Allah berfirman dalam Surat Al Haqqah ayat 19 dan 25 (yang artinya), “Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitab dari sebelah kanannya, maka dia berkata: Ambillah, bacalah kitabku ini.” Dan “Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka Dia berkata: Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku ini.”
  • Ditimbangnya amal perbuatan (Yaumul Mizan). Allah berfirman (yang artinya), “timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), Maka barangsiapa berat timbangan kebaikannya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS Al A’raf: 8).
  • Melewati shirath. Berdasarkan sebuah hadits, “Ashshirath dibentangkan diatas punggung jahannam. Aku dan umatku yang pertama kali melewatinya” (HR. Muslim).
  • Adanya telaga. Berdasarkan sebuah hadits, “Sesungguhnya aku akan berada di depan kalian ketika mendatangi telaga (pada hari kiamat nanti)” (HR. Bukhari dan Muslim).
  • Syafa’at. Berdasarkan sebuah hadits riwayat Bukhari Muslim, kelak manusia akan mendatangi para nabi untuk meminta syafa’at dan pada akhirnya Nabi Muhammad-lah yang memberikan syafa’at atas izin Allah.
  • Terakhir, tibalah manusia pada surga atau neraka.

Hikmah Iman kepada Hari Akhir

Dengan meyakini bahwa dunia ini kelak memiliki akhir, maka kita bisa lebih mawas diri dari kemaksiatan dan kebiasaan buruk. Sebagai orang yang beriman kepada hari akhir, sudah seharusnya
kita senantiasa berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari dan mendekatkan diri kepada Allah. Misalnya dengan bekerja yang halal, membantu saudara dan tetangga dalam kebaikan, bersedekah, dan memperbaiki niat semuanya sebagai ibadah kepada Allah.

Pembahasan tentang keimanan pada hari akhir berikut rangkaian peristiwanya yang telah dijelaskan di atas hanyalah sedikit dari pengetahuan terkait bahasan hari kiamat. Namun semoga bisa memotivasi kita dalam beribadah. Sebagai catatan akhir, seluruh apa yang kita miliki di dunia ini tidak akan kita bawa mati kecuali amal baik. Jangan sampai kita terlena dengan kehidupan di dunia yang sementara ini.

 

Disarikan dari

  • Iman kepada Hari Akhir oleh Muhammad Rezki Hr, ST., M.Eng.
  • Meyakini Hari Akhir dengan Mawas Diri, Menjauhi Kemaksiatan dan Kebiasaan Buruk oleh Tim Kemenag (cendikia.kemenag.go.id)