Cara Mengamalkan Ayat Seribu Dinar

Pernahkah kamu mendengar tentang ayat seribu dinar? Apakah kamu termasuk salah satu yang mengamalkan ayat seribu dinar agar memperoleh keutamaannya? Adakah dalil sahih yang menganjurkan untuk membaca ayat tersebut?

Beberapa ayat atau surat dalam al-Quran disebut oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dengan keutamaan tertentu. Misalnya, surat al-Fatihah menjadi salah satu rukun salat. “Tidak sah salat seorang hamba yang tidak membaca surah Al-Fatihah.” (HR. Bukhari no. 756 dan Muslim no. 394)

Lalu, ada pula ayat kursi yang disebutkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bisa menjadi sebab masuk surga. “Barangsiapa membaca ayat Kursi setiap selesai salat fardu, maka tidak ada yang menghalanginya masuk surga, kecuali kematian.” (HR. An-Nasai no. 9848)

Sebagian umat muslim di Tanah Air percaya bahwa ayat seribu dinar termasuk ayat yang juga memiliki keutamaan. Berbekal kepercayaan tersebut, mereka pun berusaha mengamalkannya dalam keseharian.

Apa Itu Ayat Seribu Dinar?

Ayat seribu dinar merupakan potongan ayat al-Quran yang dipercaya dapat memudahkan seseorang dalam mencari rezeki. Adapun ayat al-Quran yang dimaksud adalah bagian akhir ayat 2 dan seluruh ayat 3 dalam Surat Ath-Thalaq. Ayat tersebut berbunyi:

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا * وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

(Wa man yattaqillaaha yaj’al lahuu makhrojan, wa yarzuqhu min haitsu laa yahtasibu, wa man yatawakkal’alallaahi fahuwa hasbuhuu, innallaaha baalighu amrihii, qad ja’alallaahu likulli syai in qadran)

Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan Allah berikan jalan keluar dan Allah berikan ia rezeki dari arah yang tidak disangka. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. Ath-Thalaq[65]: 2-3)

Lantas, Bagaimana Cara Mengamalkan Ayat Seribu Dinar?

Bagi mereka yang percaya, ayat seribu dinar dibaca pada waktu-waktu tertentu yang dianggap mustajab. Waktu-waktu mustajab tersebut adalah:

  1. Usai salat subuh. Membaca doa pada waktu subuh, saat baru saja bangun tidur dengan otak yang segar, dianggap mampu membawa energi positif dalam pikiran. Karena itu, dianjurkan membaca ayat seribu dinar pada saat salat subuh, setelah salam.
  2. Sebelum berangkat kerja. Ayat seribu dinar juga dianjurkan dibaca minimal satu kali sebelum berangkat kerja untuk memberikan inspirasi positif dalam pekerjaan yang dilakoni. Dengan demikian, seseorang mendapat kelancaran, kemudahan, dan keberkahan dalam bekerja.
  3. Setelah salat hajat/tahajud. Sepertiga malam terakhir merupakan salah satu waktu yang mustajab. Banyak pengalaman yang menyatakan doa cepat terkabul jika dibaca setelah salat tahajud.
  4. Waktu sahur. Menjelang subuh, di sepertiga malah, Allah turun ke langit dunia untuk mengabulkan doa-doa hamba-Nya. Maka dianjurkan membaca ayat seribu dinar di waktu sahur, terlebih jika berada di bulan Ramadan.
  5. Ketika merasa gelisah dengan masalah finansial. Ayat seribu dinar juga bisa dibaca ketika merasa tertekan dengan kebutuhan mendesak serta hutang. Membaca ayat seribu dinar sebanyak 33 kali setiap hari dipercaya dapat memberikan ketegaran dan ketenangan dalam menghadapi masalah tersebut, serta mendapat jalan keluar secara tak terduga dalam menghadapi masalah finansial.

Apakah Benar Ayat Seribu Dinar Memiliki Keutamaan Khusus?

Sayangnya, tidak ada hadis maupun kitab tafsir para ulama yang menyebutkan bahwa ayat seribu dinar dapat mengentaskan kesulitan seseorang. Tidak ada pula dalil kuat yang menyebutkan adanya amalan ayat seribu dinar tata cara tertentu. Namun, selama seseorang bertakwa kepada Allah, maka Allah Ta’ala akan bebaskan ia dari segala kesulitan, baik dunia maupun akhirat.

Ketika Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma melewati ayat 2 dalam surah Ath-Thalaq, beliau mengatakan, “Allah ‘Azza wajalla akan membebaskannya dari setiap kesulitan dunia dan akhirat.” (Tafsir Ibnu Katsir, 8: 146)

Rabi’ bin Haitsam rahimahullah mengatakan, “Maksud dari ayat (يجعل له مخرجا) adalah (akan dibebaskan) dari seluruh kesulitan yang dianggap menghimpit oleh manusia.” (Tafsir Ibnu Katsir, 8: 146)

Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “(Maksud adalah) barangsiapa bertakwa kepada Allah dengan menjalankan perintah-Nya, meninggalkan larangan-Nya, maka Allah akan berikan jalan keluar untuk hamba tersebut dan memberi rezeki dari arah yang sebelumnya tidak disangka.” (Tafsir Ibnu Katsir, 8: 146)

Berdasarkan dalil-dalil di atas, maka bisa dikatakan bahwa seseorang tidak harus membaca ayat seribu dinar dengan tata cara tertentu atau hitungan tertentu agar mendapat jalan keluar dari masalah keuangan. Untuk mendapatkan kemudahan, syaratnya cukup dengan bertakwa kepada Allah dan beramal saleh.

Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, “Barangsiapa yang memperbanyak istigfar, maka Allah akan berikan jalan keluar dari segala macam kepayahan dan kesempitan. Dan Allah akan berikan rezeki dari arah yang tidak disangka.” (HR. Ahmad 1: 248)

Berhati-hati agar Tidak Terjerumus dalam Perbuatan Bid’ah

Sebaiknya umat muslim senantiasa berhati-hati dalam menjalankan amalan ibadah. Cukup lakukan ibadah sesuai syariat yang ada, tanpa membuat aturan-aturan baru yang tidak ada dasar yang sahih.

Ketika seseorang membuat aturan baru dalam beribadah, dikhawatirkan ia jatuh ke dalam perbuatan bid’ah. Imam Asy-Syathibi rahimahullah memberikan contoh perbuatan bid’ah adalah, “Di antaranya adalah mengharuskan tata cara atau bentuk tertentu seperti zikir secara berjamaah dengan satu suara. Contoh lain adalah menentukan satu ibadah tertentu di waktu tertentu yang tidak ada dalil dalam syariat tentangnya (yang mengkhususkan ibadah tertentu di waktu tertentu).” (Al-I’tisham, 1: 53)

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, mengamalkan ayat seribu dinar dengan cara tertentu dan waktu-waktu tertentu sebenarnya tidak memiliki dasar hukum yang sahih. Jadi, ketika mendapat kesulitan, baik berupa utang atau yang lain, adalah cukup dengan sungguh-sungguh bertakwa kepada Allah. Bisa juga, setelah salat atau setalah membaca al-Quran ia berdoa kepada Allah, baik untuk urusan dunia maupun akhiratnya. Doa-doa tersebut bisa mencakup ayat seribu dinar karena memang isinya baik.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa membaca Al-Qur’an, maka mintalah (segala sesuatu) kepada Allah dengan bacaannya.” (Shahih At-Tirmidzi no. 2917)

Al-Mubarakfury rahimahullah mengatakan, “Ayat ‘Maka hendaknya ia meminta kepada Allah dengan bacaan Al-Qur’annya’, maksudnya adalah Maka hendaklah ia meminta apapun yang ia inginkan kepada Allah, baik dunia maupun akhirat. Atau maksudnya adalah  ketika ia melewati ayat rahmat, maka mintalah rahmat kepada Allah. Atau maksudnya adalah berdoa kepada-Nya setelah membaca dengan doa-doa yang diajarkan (baik dalam Al-Qur’an maupun hadis).” (Tuhfatul Ahwadzi, 8: 189)

Catatan

Satu hal lagi yang juga perlu diingat, adanya keutamaan khusus sebuah ayat atau surat al-Quran tidak lantas menjadikan ayat dan surat yang lain tidak utama. Allah ‘Azza wajalla berfirman, “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang mempunyai fikiran mendapat pelajaran.” (QS. Sad[38]: 29)

Setiap huruf dan ayat dalam al-Quran adalah mulia. Al-Quran diturunkan oleh Allah ‘Azza Wajalla tujuannya agar seseorang bisa mengamalkan dan mengambil hikmahnya.