Cara Berwudhu yang Benar

Sebelum salat, seorang muslim wajib menyucikan diri terlebih dahulu. Caranya yaitu dengan mengambil air wudhu.

Wudhu akan menyucikan seseorang dari najis dan hadas kecil. Hadas kecil yang dimaksud adalah buang angin, buang air kecil, buang air besar, dan hilang akal.

Pengertian Wudhu

Dari segi bahasa, wudhu berarti husnu (keindahan) dan nadhofah (kebersihan). Bila dikatakan wudhu untuk sholat, maka berarti membersihkan anggota wudhu dan memperindahnya.

Sedangkan menurut istilah dalam syari’at, wudhu adalah ibadah kepada Allah dengan cara mencuci empat anggota wudhu sesuai tata cara tertentu. Tata cara seperti apa yang dimaksud? Simak penjelasan tata cara berwudhu yang benar di bawah ini.

Tata Cara Wudhu

Dalam sebuah hadis Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam, dari Humroon (bekas budak Utsman bin Affan), suatu ketika ‘Utsman memintanya untuk membawakan air wudhu (dengan wadah), kemudian ia tuangkan air dari wadah tersebut ke kedua tangannya. Maka ia membasuh kedua tangannya sebanyak tiga kali, lalu ia memasukkan tangan kanannya ke dalam air wudhu kemudian berkumur-kumur, lalu beristinsyaq dan beristintsar. Lalu beliau membasuh wajahnya sebanyak tiga kali, (kemudian) membasuh kedua tangannya sampai siku sebanyak tiga kali kemudian menyapu kepalanya (sekali saja) kemudian membasuh kedua kakinya sebanyak tiga kali, kemudian beliau mengatakan, “Aku melihat Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam berwudhu dengan wudhu yang semisal ini dan beliau shallallahu ‘alaihi was sallam mengatakan, “Barangsiapa yang berwudhu dengan wudhu semisal ini kemudian sholat 2 roka’at (dengan khusyuk) dan ia tidak berbicara di antara wudhu dan sholatnya maka Allah akan ampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”

Berdasarkan hadis di atas dan beberapa hadis yang lain, maka dapat disimpulkan bahwa tata cara berwudhu yang benar adalah sebagai berikut,

  1. Berniat wudhu (dalam hati) untuk menghilangkan hadas kecil
  2. Mengucapkan basmalah (bacaan bismillah)
  3. Membasuh dua telapak tangan sebanyak 3 kali
  4. Mengambil air dengan tangan kanan kemudian memasukkannya ke dalam mulut dan hidung untuk berkumur-kumur dan istinsyaq (memasukkan air dalam hidung). Kemudian ber-istintsar (mengeluarkan air dari hidung) dengan tangan kiri sebanyak 3 kali
  5. Membasuh seluruh wajah dan menyela-nyelai jenggot (bagi yang punya) sebanyak 3 kali
  6. Membasuh tangan kanan hingga siku bersamaan dengan menyela-nyelai jemari sebanyak 3 kali kemudian dilanjutkan dengan yang kiri
  7. Menyapu seluruh kepala dengan cara mengusap dari depan ditarik ke belakang, lalu ditarik lagi ke depan, dilakukan sebanyak 1 kali, dilanjutkan menyapu bagian luar dan dalam telinga sebanyak 1 kali.
  8. Membasuh kaki kanan hingga mata kaki bersamaan dengan menyela-nyelai jemari sebanyak 3 kali kemudian dilanjutkan dengan kaki kiri.

Syarat-Syarat Wudhu

Sebagaimana salat yang baru dianggap sah jika sudah berwudhu, wudhu juga memiliki syarat sah tertentu. Syaikh Dr. Sholeh bin Fauzan bin Abdullah Al Fauzan hafidzahullah menyebutkan syarat wudhu ada tujuh, yaitu:

  1. Islam
  2. Berakal
  3. Tamyiz (cukup umur dan bisa membedakan baik/buruk, dalam sebuah hadis disebutkan umur 7 tahun)
  4. Berniat, ketika akan melakukan wudhu
  5. Air yang digunakan adalah air yang bersih dan bukan air yang diperoleh dengan cara yang haram
  6. Telah beristinja’ & istijmar lebih dulu (membersihkan kotoran sehabis buang hajat)
  7. Tidak adanya sesuatu hal yang mencegah air sampai ke kulit.

Wajib Wudhu

  • Membaca bismillah saat akan wudhu, “Tidak ada sholat bagi orang yang tidak berwudhu, dan tidak ada wudhu bagi orang yang tidak menyebut nama Allah Ta’ala (bismillah) ketika hendak berwudhu.”
  • Membasuh wajah, termasuk dalam membasuh wajah adalah berkumur-kumur, istinsyaq dan istintsar. Para ulama mengatakan batasan bagian wajah yang dibasuh adalah mulai dari atas ujung dahi (awal tempat tumbuhnya rambut) sampai bagian bawah jenggot dan batas kiri kanan adalah telinga.
  • Menyela-nyelai jenggot bersamaan dengan membasuh wajah, sebagaimana hadis Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam dari sahabat Anas bin Malik rodhiyallahu ‘anhu, “Merupakan kebiasaan (Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam ) jika beliau akan berwudhu, beliau mengambil segenggaman air kemudian beliau basuhkan (ke wajahnya) sampai ke tenggorokannya kemudian beliau menyela-nyelai jenggotnya”. Kemudian beliau mengatakan: Demikianlah cara berwudhu yang diperintahkan Robbku kepadaku.”
  • Membasuh kedua tangan sampai siku, “Apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku.” (QS Al Maidah [5]:6)
  • Menyapu/mengusap kepala dengan air, kedua telinga termasuk dalam bagian kepala. “Dan sapulah kepalamu.” (QS Al Maidah [5]:6).
  • Membasuh kedua kaki hingga mata kaki, menggosok jari-jari kedua kaki dengan dengan jari tangan. “(Basuh) kaki-kaki kalian sampai dengan kedua mata kaki.” (QS. Al Maidah [5 :6)
  • Muwalah, artinya berturut-turut dalam membasuh anggota-anggota wudhu yang telah disebutkan di atas.

Sunnah Wudhu

  • Bersiwak, sebagaimana kata Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam dalam sebuah hadis “Seandainya jika tidak memberatkan ummatku, niscaya aku perintahkan mereka untuk bersiwak pada setiap hendak berwudhu”.
  • Mencuci kedua tangan tiga kali ketika hendak berwudhu, terutama ketika wudu setelah bangun tidur. Dalm hadis shallallahu ‘alaihi was sallam Jika salah seorang dari kalian bangun dari tidurnya maka hendaklah ia mencuci tangannya sebelum ia memasukkan tangannya ke air wudhu, karena ia tidak tahu di mana tangannya bermalam.”
  • Bersungguh-sungguh dalam ber-istinsyaq dan berkumur-kumur ketika tidak sedang berpuasa. Sabda Nabi shollallahu ‘alaihi was sallam, “Bersungguh-sungguhlah dalam beristinsyaq kecuali jika kalian sedang berpuasa.”
  • Membasuh anggota wudhu yang kanan terlebih dahulu. Hadis Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam, “Adalah kebiasaan Nabi shollallahu ‘alaihi was sallam sangat menyukai mendahulukan kanan dalam thoharoh (berwudhu).”
  • Membasuh anggota wudhu sebanyak 2 kali atau 3 kali, sebagaimana dalam hadis yang berbunyi, “Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam berwudhu (membasuh anggota wudhunya sebanyak) dua kali-dua kali.”
  • Tertib, yang dimaksud tertib di sini adalah membasuh anggota wudhu sesuai tempatnya (urutan yang ada dalam ayat wudhu).
  • Berdo’a ketika telah selesai berwudhu. Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam, “Tidaklah salah seorang dari kalian berwudhu dan ia menyempurnakan wudhunya kemudian membaca, ‘Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah’, melainkan akan dibukakan baginya pintu-pintu surga yang jumlahnya delapan, dan dia bisa masuk dari pintu mana saja ia mau.”
  • Sholat dua raka’at setelah wudhu. Hal ini berdasarkan hadits Nabi shollallahu ‘alaihi was sallam, “Barangsiapa berwudhu sebagaimana wudhuku ini, kemudian sholat 2 raka’at (dengan khusyuk) setelahnya dan ia tidak berbicara di antara keduanya, maka akan diampuni seluruh dosanya yang telah lalu.”

Hikmah Wudhu

1. Menghapus dosa-dosa

Ada empat anggota tubuh yang harus terkena air saat wudu yakni wajah (termasuk mata dan mulut), kepala (termasuk telinga), tangan, dan kaki. Keempat anggota badan tersebut adalah yang paling banyak bergerak dan melakukan perbuatan dosa. Maka, membersihkannya ketika wudhu menjadi peringatan untuk senantiasa membersihkan hati.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan bahwa jika seorang muslim berwudhu, maka gugurlah kesalahan yang disebabkan karena anggota badannya. Dihapus kesalahannya bersama dengan setiap tetesan air wudu yang menetes.

2. Menyucikan badan dan sekaligus menyucikan hati

Usai berwudhu, dianjurkan untuk memperbarui iman dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. Ini menjadi isyarat untuk menggabungkan antara dua bentuk penyucian, yaitu menyucikan badan dan juga menyucikan hati sekaligus.

Untuk menyucikan badan, caranya dengan menggunakan air seperti yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadis yaitu berwudhu. Sementara untuk menyucikan hati, yaitu dengan mengucapkan dua kalimat syahadat sehingga hati bersih dari berbagai bentuk kesyirikan.

3. Berwudu adalah sifat orang yang beriman

Coba perhatikan kembali kata pembuka dalam ayat perintah wudhu. Di situ Allah Ta’ala memanggil hamba-Nya dengan panggilan yang penuh kemuliaan (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ). Wahai orang-orang yang beriman.

Allah Ta’ala menujukan panggilannya secara khusus kepada orang-orang yang memiliki sifat iman, karena hanya merekalah yang akan mendengar perintah Allah Ta’ala serta mengamalkannya dan mengambil manfaat darinya. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ”Tidaklah seseorang menjaga wudu, kecuali dia seorang mukmin.” (HR. Ibnu Hibban dan Ibnu Majah, shahih)

Jadi, sebagai seorang muslim yang beriman, sudah seharusnya untuk mematuhi perintah berwudhu dengan baik. Tentunya, lakukan cara berwudhu yang benar agar sah.